Selasa, November 23, 2010

Kisah Jilbab ♥♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥

Ada seorang wanita yang terkenal taat beribadah. Ia sentiasa melaksanakan ibadah sunnah. Hanya satu kekurangannya. Ia tak mau berjilbab. Menutup auratnya. Setiap kali ditanya ia hanya tersenyum dan menjawab, “Insyaallah. Yang penting hati dulu yang berjilbab.” Sudah banyak orang yang menanyakannya maupun menasihatinya. Tapi jawapannya tetap sama.

Hingga di suatu malam…
Ia bermimpi sedang di sebuah taman yang sangat indah. Rumputnya sangat hijau, pelbagai macam bunga bermekaran. Ia bahkan dapat merasakan segarnya udara dan wanginya bunga. Sebuah sungai yang sangat jernih hingga dasarnya kelihatan, melintas di pinggir taman. Semilir angin pun ia rasakan di sela-sela jarinya. Ia tidak sendiri. Ada beberapa wanita disitu yang juga menikmati keindahan taman. Ia pun menghampiri salah seorang wanita. Wajahnya sangat bersih, seakan-akan memancarkan cahaya yang sangat lembut.

“Assalamualaikum, saudariku..”
“Wa alaikumsalam.. Selamat datang, saudariku.”
“Terima kasih. Apakah ini syurga?”
Wanita itu tersenyum. “Tentu saja bukan, saudariku. Ini hanyalah tempat menunggu sebelum ke surga.” “Benarkah? Tak dapat kubayangkan seperti apa indahnya syurga jika tempat menunggunya saja sudah seindah ini.”
Wanita itu tersenyum lagi. “Amalan apa yang dapat membuatmu kemari, saudariku?”
“Aku selalu menjaga waktu solat dan aku menambahnya dengan ibadah sunnah.”
“Alhamdulillah..”
Tiba-tiba jauh di hujung taman ia melihat sebuah pintu yang sangat indah. Pintu itu terbuka. Dan ia melihat beberapa wanita yang berada di taman mulai memasukinya satu persatu.
“Ayuh, kita ikuti mereka.” kata wanita itu sambil setengah berlari.
“Apa di balik pintu itu?” katanya sambil mengikuti wanita itu.
“Tentu saja syurga, saudariku” larinya semakin cepat.
“Tunggu…tunggu aku..” ia berlari namun tetap tertinggal.
Wanita itu hanya setengah berlari sambil tersenyum padanya. Ia tetap tak mampu mengejarnya meski ia sudah berlari. Ia lalu berteriak, ” Amalan apa yang telah kau lakukan hingga kau begitu ringan?”
“Sama denganmu, saudariku.” jawab wanita itu sambil tersenyum.
Wanita itu telah mencapai pintu. Sebelah kakinya telah melewati pintu. Sebelum wanita itu melewati pintu sepenuhnya, ia berteriak pada wanita itu, “Amalan apalagi yang kau lakukan yang tidak kulakukan?”
Wanita itu menatapnya dan tersenyum. Lalu berkata, “Apakah kau tak memperhatikan dirimu apa yang membezakan dengan diriku?”
Ia sudah kehabisan nafas, tak mampu lagi menjawab.
“Apakah kau mengira Rabbmu akan mengizinkanmu masuk ke surgaNya tanpa jilbab menutup auratmu?”

♥♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥
Tubuh wanita itu telah melewati pintu, tapi tiba-tiba kepalanya mengintip keluar, memandangnya dan berkata, “Sungguh sangat disayangkan amalanmu tak mampu membuatmu mengikutiku memasuki syurga ini. Maka kau tak akan pernah mendapatkan syurga ini untuk dirimu. Cukuplah syurga hanya sampai di hatimu kerana niatmu adalah menghijabi hati.”

Ia terpegun..lalu terbangun..beristighfar lalu mengambil air wudhu. Ia tunaikan solat malam. Menangis dan menyesali perkataannya dulu..berjanji pada Allah sejak saat itu ia akan menutup auratnya.

sumber : RKI

Isnin, September 20, 2010

Wanita di bawah Naungan Islam


Ukhti, saudari muslimah, Allah telah memuliakanmu dengan Islam dan telah melapangkan dadamu dengan iman serta telah memberimu hak-hak dan kewajiban yang belum pernah diperoleh oleh seorang wanita pada umat manapun sebelumnya. Hak-hak dan kewajiban yang tiada bandingannya di dunia kemanusiaan itu memberimu segala hak untuk bangga dengan keislamanmu dan berpegang teguh dengan ajaran-ajarannya yang merupakan jalan yang dapat mengantarmu menuju kebahagiaan di dunia dan akhiratmu.

Agar anda bisa secara sempurna mengetahui keistimewaan-keistimewaan luar biasa yang diberikan oleh agama suci ini kepadamu, maka anda harus melakukan studi yang mendalam terhadap ajaran-ajarannya, agar anda mempunyai pandangan jelas dan kepuasan bahwa agama suci yang abadi ini (Islam) telah memberikan kepadamu hal-hal yang sangat banyak sekali. Dari sini niscaya anda mengetahui dengan sempurna bahwa apa yang dilakukan oleh sebagian wanita muslimah dan wanita-wanita yang terpengaruh dengan kebudayaan asing (non Islam), seperti propaganda “berikanlah kepada kaum wanita hak-haknya”, itu sebenarnya hanyalah tindakan yang tidak dipelajari, yang berlindung dibalik seruan yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan kondisi wanita di bawah naungan Islam.

Saudariku, wanita muslimah. Anda hidup di bawah naungan agama Islam yang mencakup seluruh aspek kehidupan secara terhormat dan dimuliakan, diliputi oleh rasa iman kepada Allah dan anda dilindungi oleh ajaran Dinul Islam, agama penutup semua agama dengan penuh perhatian dan perlindungan. Anda di bawah naungan Dinul Islam ini harus mempunyai kepribadian yang unggul daripada wanita-wanita non Islam lainnya. Melalui komitmen anda terhadap perintah-perintah Allah, anda akan memberikan gambar atau sosok wanita muslimah yang shalihah, dan melalui keluhuran budi pekerti serta akhlakmu anda telah memberikan contoh dan teladan dalam kebersihan diri, kemuliaan dan kesucian kehormatan. Ketika anda berbudi luhur dan berakhlak mulia seperti itu maka anda berarti telah memberikan kesan yang benar tentang akhlak mulia, kehormatan yang suci dan akal yang sehat yang dikehendaki oleh Dinul Islam bagi perempuan.

Saudariku wanita muslimah, Jangan anda terpedaya dengan keindahan dunia fana ini, karena akan membuat anda lupa akan akhir dari kehidupan. Jangan sekali-kali anda ter-perangkap di dalam taklid dan kebudayaan yang datang dari luar, karena akan membuat anda terseret ke jalan yang sebenarnya tidak anda kehendaki. Kenalilah hal-hal apa saja yang berguna bagi dirimu dan hal-hal apa yang dapat merugikanmu, waspadalah selalu, ambilah pelajaran dari perempuan yang tidak menganut nilai-nilai agama dan moral. Jangan sekali-kali anda meniru-niru dan bertaklid kepada wanita yang tidak mempunyai ikatan aqidah atau akhlak dengan anda. Tanamkanlah selalu bahwa semakin anda komitmen kepada ajaran agama maka anda berada di atas yang hak dan orang lain di atas yang batil. Tetaplah anda bersabar di saat orang-orang yang menyimpang mengkritik anda, karena pertarungan antara yang hak dan yang batil, antara yang baik dengan yang buruk dan antara orang-orang yang cinta kebaikan dengan orang-orang yang cinta keburukan itu tetap masih berkecamuk, dan tetap akan berkecamuk selagi masih ada langit dan bumi ini.

Saudariku wanita muslimah, dengan keistiqamahan dan bimbingan baik anda, anda mampu mempersembahkan generasi yang shalih kepada masyarakat, generasi yang tahu akan kewajibannya kepada Allah sang Pencipta, mengenal peranannya di mana ia hidup. Hanya andalah yang mampu menjadikan rumah anda sebagai madrasah tempat anak-anak anda belajar kebaikan dan kearifan. Maka upayakanlah semaksimal mungkin untuk membangun generasi di atas pondasi-pondasi yang kokoh, pondasi keutamaan dan moral luhur. Jangan sekali-kali anda serahkan anak anda kepada wanita pendidik non muslim atau memasukkannya ke sekolah non Islam, karena dengan begitu, sengaja atau tidak dengan sengaja anda berarti telah memberikan konstribusi dalam mengarahkan anak anda kepada agama selain agamanya dan aqidah selain aqidahnya. Aku berlinding kepada Allah agar anda tidak menjadi penyebab menyimpangnya anak-anak anda dari agama Allah, satu-satunya agama yang diridhai-Nya.

Yakinlah bahwa setiap harapan dan cita-cita yang menjadi khayalan anda, sedangkan anda menyerahkan sesuatu yang termahal yang anda miliki (anak) kepada orang-orang kafir untuk menangani pendidikan dan pengajaran mereka, itu tidak akan terwujud, dan pada akhirnya anda nanti akan menemukan anak-anak yang secara pemikiran dan secara psikologis tidak mempunyai keterikatan dengan anda, dengan ayahnya dan dengan aqidah anda. Mereka hanya mempunyai ikatan dengan orang-orang yang telah mengasuh, mendidik dan memberikan mereka pengajaran; dan mereka akan hidup bersama anda dengan jalan fikiran yang sangat jauh dari jalan pemikiran anda, dan bersebrangan dengan pandangan hidup yang anda miliki, serta tradisi yang berbeda dengan tradisi yang anda jalankan. Kemudian tidak terlintas di dalam fikiran anda seseorang atau yayasan non Islam yang dapat melakukan pendidikan anak muslim berdasarkan prinsip-prinsip pendidikan Islam.

...petikan RKI

Ahad, September 19, 2010

Fasting In Syawal

It is the month of Syawal: a month of joy and a month of freedom. We should also not consider Ramadhan as the only month for us to perform ibadah. If in Ramadhan we had controlled our tongues from talking or conversing inappropriately, we should continue to do so for the rest of our lives. If in Ramadhan we had controlled our eyes from looking at things most despicable, it does not mean that after Ramadhan, we could return to our old ways.

Perhaps there are among us who feel that there were many shortcomings done in the last Ramadhan. Perhaps the ibadah were not performed perfectly and perhaps missed the opportunity to get the benefits of the 1000 months.Verily Allah, The Almighty offers us the opportunity to His servants. It is up to us to seize the opportunity.

In this month, there are many acts which can be performed to complement and continue from our acts in the past month.The complementary ibadah referred to is the six days fast in the month of Syawal - whether it is performed continuously or alternately in Syawal. The fast of 6 days in Syawal has many benefits. Amongst them, as reported in a hadith which means: He who fasts in the month of Ramadhan followed by 6 days in Syawal, it is as if he has fasted for 1 year.It means that if you complete the fast of 1 month of Ramadhan and continue with 6 days of fasting in Syawal, you will be rewarded with the rewards of someone who has fast for 1 full year.

If we analyse that hadith, we can conclude that it corresponds to Allah’s commands in Surah Al An’am verse 160 which means: “He that does good will have ten times as much to his credit. He that does evil shall only be recompensed according to His evil. No wrong shall be done unto any of them.”From this verse, we can see that the 30 days of fasting that we have endured in Ramadhan equates to 10 months of fasting! And the 6 days of fasting in Syawal would equate to 2 months. Thus, we will complete 12 months of fasting, which would equate to fasting for 1 whole year!

This is explained in another hadith which means: “Allah will reward every good act ten times over. And so 1 month of good deeds will sow the equivalent of 10 months of rewards. And 6 days after ‘Eid Fitr completes the 1 year.”This is the benefit Allah has offered to us for us to reap. For those who may have missed the benefits from the previous months, this is an opportunity which you should not miss. The 6 days of fasting in Syawal is like a Rawatib prayer that completes any incomplete prayer. And surely in the course of our fasting in Ramadhan there must have been numerous mistakes that we have made. By fasting 6 days in Syawal, it creates an opportunity for us to atone for those mistakes in our fasting.

Let us increase our ibadah in this significant month in Islam. And may our good deeds be rewarded and accepted by Allah, The Almighty.

~… excerpts taken from MUIS’ Friday Sermon dated 21 December 2001

~Nisa' N9 mengucapkan Selamat Hari Raya..Maaf Zahir Batin..Kullu Am Waantum Bikhair kepada semua yang mengenali kami...Mohon maaf atas segala khilaf dan kekurangan selama ini. Cadangan dan komentar membina daripada kalian sangat kami alu-alukan~

Rabu, Ogos 18, 2010

Ahlan Ya Ramadhan 1431H

TiDakLah SaMa AntaRa WAniTa MusliMah dan WaNItA kAfIr

Wahai saudariku....

Ada satu kenyataan yang akan membuatmu bahagia bila engkau melihatnya iaitu perbezaan yang nyata antara kehidupan seorang muslimah di negara - negara Islam dan kehidupan seorang wanita kafir di negara-negara kafir.

Di negara-negara Islam, para wanitanya beriman, suka menderma, rajin puasa, selalu memakai hijab, taat pada suaminya, takut kepada ALLAH, ramah terhadap tetangganya dan sayang kepada anak-anaknya. Alangkah bahagianya mereka kerana pahala yang besar, ketenteraman, dan keredhaan ALLAH senantiasa menyertai mereka.

Sedangkan di negara kafir, para wanitanya gemar mempertontonkan kecantikan di depan umum dan berperilaku jahiliah dengan mempamerkan tubuhnya seperti barang-barang murahan yang dijajakan di kaki lima, walhal, mereka tiada lagi harganya, tiada memiliki kehormatan dan jug a tidak beragama.

Bandingkan 2 fenomena tersebut, engkau akan melihat bahawa dirimu itu lebih bahagia, lebih mulia dan lebih tinggi martabatmu. Segala puji bagi ALLAH yg berfirman :

" Janganlah kamu bersikap lemah, dan jangan kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yg beriman." (QS. ALI 'IMRAN : 139)

sumber : "menjadi wanita paling bahagia".....
n_n.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...